Diksi.co.id Lumajang – Terpilih menjadi Bupati di Pilkada 2024 Indah Amperawati atau yang biasa disapa Bunda Indah merupakan Bupati Perempuan Pertama di Kabupaten Lumajang dan tak banyak yang tahu, ternyata Bupati Lumajang Terpilih adalah cucu dari mantan Ketua PBNU Dr KH Idam Chalid, periode 1956 – 1984.
Karenanya, pantas saja jika keluarga Bunda Indah itu sangat dekat dengan NU. Lantas, istri Sjahrazad Masdar (Kakak Bunda Indah) Hj Supadmi adalah anak dari H Sueb yang pernah menjadi bendahara PCNU.
Pasangan Indah Amperawati dan Yudha Adji Kusuma memperoleh suara lebih unggul dari pasangan Thoriqul Haq dan Lucita Izza Rafika. Thoriq dan Fika memperoleh 306.738 (Tiga Ratus Enam Ribu Tuju Ratus Tiga Puluh Delapan) suara sah dari 21 kecamatan di Lumajang. Sementara pasangan Indah Amperawati dan Yudha Adji Kusuma memperoleh 320.942 (Tiga Ratus Dua Puluh Ribu Sembilan Ratus Empat Puluh Dua). Dari kedua kandidat, selisih suara perolehan yakni 14.204 (Empat Belas Ribu Dua Ratus Empat) suara.
Dalam pemilihan tersebut, sempat muncul dikotomi pemilih antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Juga ada yang menyebut jika kekalahan Thoriqul Haq – Lucita Izza Rafika sebagai kekalahan NU.
Wacana itu diluruskan oleh salahsatu tokoh NU di Lumajang, Wakil Rois Suriah MWC NU Yosowilangun H Dimas Abdul Adim Affan atau yang akrab disapa Gus Adim. “Tidak usah mengkotak-kotakan mengkotak-kotakan NU dan Muhammadiyah. Kita sama-sama bertekad untuk membangun Lumajang. Itu menjadi salahsatu cita-cita dan keinginan dari Bunda Indah dan Mas Yudha, bagaimana Lumajang ini kedepan lebih baik,” ucapnya kepada media, Kamis (5/12/2024).
Menurut Gus Adim, dalam Pilkada kemarin, NU terlalu dibawa-dibawa. “NU seharusnya tidak ditarik kemana-mana, yang penting ada di mana-mana. NU itu begitu besar, kendaraan yang besar,” ujarnya.
Gus Adim tidak sepakat jika NU dikatakan kalah dalam Pilkada Lumajang. “Saya malu sebenarnya jika NU dikatakan kalah dalam tanda kutip. Padahal tidak, malah kita bisa berusaha untuk menyelamatkan NU dari keterkekangan ini,” ujarnya.
Kemudian juga muncul narasi, jika warga NU yang memilih Indah-Yudha akan dimintai ‘pertanggungjawaban’ pada sesepuh NU. Namun lagi-lagi Gus Adim pun tidak sepakat dengan hal itu. “Menurut saya itu cuma barisan sakit hati karena terlalu membawa-bawa NU,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Bustanul Ulum Krai tersebut.
Secara pribadi, Bunda Indah di mata Gus Adim, adalah sosok yang aspiratif dan semangatnya luar biasa. Bunda Indah juga diakuinya memiliki komitmen yang luar biasa.
“Insyallah kami berharap dengan terpilihnya Bunda Indah bisa memberikan kesempurnaan yang ada di Kabupaten Lumajang. Jadi yang kurang bisa diperbaiki, yang sudah baik bisa lebih ditingkatkan. Terutama di sektor-sektor keagamaan,” ucapnya.
Gus Adim berpesan, saatnya masyarakat Lumajang kembali bersatu pasca Pilkada. “Sudahlah lupakan 01 dan 02, mari bersama-sama membangun Lumajang. Kita berikan masukan hal-hal baik, yang sekiranya bisa membawa kemaslahatan untuk masyarakat,” tuturnya. (Ach)