Diksi.co.id Banyuwangi – Ratusan sopir truk angkutan tebu se-Banyuwangi ancam mogok kerja. Pasalnya, PT Fajar selaku pemenang tender penyediaan alat berat berupa cane grabber (alat angkat tebu keatas truk) tidak memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan pengajuan tender.
Bahkan, sopir truk memarkir truk yang sudah ada muatannya di jalan kebun, tidak membawanya ke PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Pabrik Gula Glenmore, karena kecewa.

Koordinator aksi demo, Ivan mengatakan permintaan sopir truk ini sebenarnya simpel kok, datangkan grabber tiap afdeling 3-4 cane gabber, agar mempermudah pengangkutan tebu.
“Idealnya tiap afdeling itu ada 3-4 grabber. Tapi PT Fajar itu cuma mendatangkan 2 grabber, itupun kondisi grabbernya gak siap pakai, karena mesinnya rusak. Selain itu, pengiriman solar sering telat (kehabisan bahan bakar, “kata Ivan, Sabtu (28/6/2025) saat aksi demo.
Ivan menegaskan, seharusnya PT Fajar selaku pemenang tender, sudah menyiapkan alat beratnya sejak menang tender. Faktanya, awal penebangan tebu, di beberapa afdeling tidak ada cane grabber, yang mengakibatkan tebu-tebu yang sudah terpotong dibiarkan menumpuk diarea kebun.
“Dugaan saya, PT Fajar tidak siap mendatangkan alat berat. Bahkan terkesan menyepelekan kesepakatan yang sudah disetujui,” tegasnya.
“Kalau masalah ini dibiarkan, yang dirugikan sopir pengangkut tebu, mereka menunggu angkutan tapi alat beratnya belum siap. Bahkan, ada alat beratnya tapi gak fungsi karena rusak atau tidak ada solarnya,” imbuhnya.
Para sopir meminta kepada PT Fajar memenuhi tuntutannya, jika tidak sanggup lebih baik mengundurkan diri dari pemenang tender penyedia alat angkat tebu dari lahan keatas truk (cane grabber).
“Kalau gak sanggup lebih baik mundur saja dari pemenang tender, dari pada menyusahkan para sopir,”tandasnya.
Disamping itu kata Ivan operator grabber hendaknya tidak gonta ganti.
” Yang bikin bingung sopir truk itu, operator alat beratnya sering gonga ganti,”ucapnya.
Aksi demo ratusan sopir truk mengancam, jika PT Fajar tidak memenuhi tuntutannya akan melakukan mogok kerja sampai pemenang tender memenuhi tuntutannya.
“Penuhi tuntutan kami kalau ingin tebu-tebu yang sudah terpotong itu dikirim ke pabrik gula Glenmore,” ujarnya dengan tegas.
Koordinator truk, Kariman menambahkan pekerjaan tahun 2025 ini sangat amburadul, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Saya menilai, pekerjaan tahun 2025 ini mundur, penyedia alat berat kurang profesional, dan terkesan menyepelekan,” ucapnya.
Yang diinginkan sopir truk pengangkut tebu, pihak penyedia alat berat ini bisa mendatangkan alat berat yang ready, siap pakai bukan alat berat yang kondisinya sangat memprihatinkan.
“Sepengetahuan saya, alat berat yang didatangkan itu semuanya lemot. Kalau alat beratnya lemot mana bisa kerja maksimal,”ujarnya.
” Saya kerja ngangkut tebu tidak tahun ini saja. Tahun-tahun lalu juga kerja seperti ini. Tapi alat beratnya bagus-bagus, kerjapun cepet selesai. Kalau pihak PT Fajar tidak mau mengganti cane grabbernya, saya yakin musim giling pabrik gula tahun ini tidak sesuai target,”tambahnya. (Git).