Sabtu, Juni 7, 2025
spot_img

DIKSI UPDATE

Ithuk-Ithukan Tradisi Unik dari Banyuwangi

Diksi.co.id BanyuwangiKabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kota yang terletak diujung timur pulau jawa yang memiliki keberagaman ritual adat daerah yang luar biasa. Salah satunya ritual adat Ithuk-ithukan.

Tradisi Ithuk – Ithuk merupakan simbol ungkapan rasa syukur pada yang Maha Kuasa atas limpahan berkah sumber mata air. Seperti yang dilakukan oleh warga Dusun Rejopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.

Dalam ritual tersebut, seluruh pria memakai pakaian setelan hitam. Sedang untuk wanita juga mengenakan pakaian warna hitam dangan kebaya jarik banyuwangian pakaian khas suku osing dengan membawa Ithuk.

Ithuk merupakan bahasa osing yang artinya alas makan yang terbuat dari daun pisang.

Warga membawa bekal makananan yang nantinya akan dibagikan. Setiap warga harus mendapatkan makanan, sehingga tidak ada yang kelaparan di antara mereka.(diksi.co.id/ant)

Nampak dalam ritual tersebut seluruh warga berjalan beriringan dibelakang Barong Kemiren dengan diiringi gamelan banyuwangian mengelilingi jalan Desa Kampunganyar sambil membawa ithuk dan berbagai hidangan sederhana yang salah satunya ingkung ayam bakar.

Ketua adat Dusun Rejopuro, Sarino mengatakan, tradisi Ithuk – Ithukan merupakan tradisi turun – temurun yang dilaksanakan pada tanggal 12 Dzulhijjah menurut kalender Islam.

“Sajian ithuk yang berlimpah menunjukkan bahwa setiap warga harus mendapatkan makanan, sehingga tidak ada yang kelaparan di antara mereka,” kata Sarino, Kamis (1/6/2023).

Arak – arakan dimulai dari pusat pemukiman Rejopuro menuju Sumber Hajar, sumber mata air utama di dusun Rejopuro. Setelah itu seluruh warga melaksanakan doa di dekat sumber. Kemudian menggelar makanan yang dibawa dan makan bersama-sama.

“Sumber Hajar memiliki peran penting bagi masyarakat Rejopuro. Sumber air ini melimpah dan digunakan oleh warga untuk berbagai kebutuhan sehari-hari, termasuk irigasi lahan persawahan,” terangnya.

“Berkat sumber air Hajar hidup kami di sini menjadi nyaman. Warga menjadi lebih dekat satu sama lain,” tambahnya.

Sementara, Kepala Desa (Kades) Kampunganyar, Siti Latifah menambahkan, bahwa tradisi Ithuk-ithukan mengajarkan warga untuk selalu berbagi dengan sesama. Rasa kebersamaan terus terjaga melalui tradisi ini.

“Kami akan terus mempertahankan tradisi ini di tengah pertumbuhan zaman yang modern. Tradisi yang diwariskan oleh leluhur kami menunjukkan bagaimana kami akan selalu saling berbagi dan menyayangi sesama manusia,” terang Siti Latifah. (ant).

 

Latest Posts

spot_img
spot_img

DIKSI POPULER

spot_img
spot_img

LANGGANAN DIKSI

Menyajikan informasi terkini dan Up to Date silakanan langganan berita kami Gratis.