Diksi.co.id Jember | Ganjar Pranowo, selalu bikin kejutan, bakal calon presiden ikonik dengan rambut putihnya itu tiba-tiba saat akan kembali ke hotel mengajak pengawal dan relawan untuk silaturahmi ke tokoh senior PDI Perjuangan.
Gubernur Jawa Tengah itu menyempatkan berkunjung ke rumah mantan anggota DPR RI Made Dangin. Made Dangin adalah sesepuh partai banteng yang tergolek lemah karena menderita sakit, di kediamannya, Perum Gunung Batu, pada Minggu (7/5/2023).
Mantan Wakil Ketua DPRD Jember Martini, menjelaskan bahwa kehadiran Ganjar Pranowo di kediamannya tanpa diketahui oleh dirinya maupun anggota keluarga lain, hanya ditemuinya dengan berbaju alakadarnya.
“Saya kira siapa, kok pada berdatangan ke rumah. Ya, saya gak sempat ganti baju, saya temui hanya pakai daster saja. Mulanya, saya gak tahu kalau pak Ganjar yang datang,” ujarnya, saat dikonfirmasi wartawan melalui ponselnya.
Mendapati yang datang adalah Ganjar Pranowo, Martini tergagap setengah terkejut, sama sekali tak terbersit dibenaknya, bakal kedatangan tamu penting.
“Ya, saya tahu kalau pak Ganjar yang datang, terkejut juag. Tapi kok saya lihat gak ada Mas Arif (red: Ketua DPC PDI Perjuangaan Kabupaten Jember Arif Wibowo). Hanya ada pak Kampung yang menemani. Eh, gak taunya mas Arif sudah di belakang saya,” ujarnya.
Kehadiran Ganjar, menurut Martini dalam rangka mengunjungi atau sowan ke rumah akuMade Dangin (Ayah Martini), yang sedang sakit stroke.
“Kan bapak, memang tokoh senior di PDI Perjuangan, usianya sudah 82 tahun. Mungkin sudah tidak ada lagi kader PDIP yang seusia dengan beliau. Bapak juga sedang sakit sepuh,” ujarnya.
Kata Maritni, Made Dangin sempat berbincang-bincang bersama Ganjar Pranowo dalam keadaan terbaring.

“Tidak ada pembicaraan serius tadi, yang mungkin pak Ganjar datang berkunjung kepada para senior PDIP. Tadi memang sempat bapak bilang, kamu mencalonkan presiden saja ya,” ujar Martini, sambil menirukan ucapan Made Dangin.
Martini juga berpendapat bahwa kehadiran Ganjar Pranowo merupakan contoh yang baik, kepada kader PDIP di daerah, untuk tidak mengabaikan tokoh sesepuh kader partai.
“Ini menjadi tauladan yang baik bagi pengurus PDIP di wilayah. Jika memang ingin membesarkan suara Partai. Karena memang kan ada pemilih fanatik, misalnya Martini minded, sehingga bisa saya bilang ini penerusku, pilih ini saja,” pesannya.(rc)