Sebagai informasi angka stunting di Jember cukup tinggi. Jika merunut data Hasil Survei Status Gizi Indonesia yang diterbitkan oleh Kemenkes menyebutkan, kasus stunting di Jember sebesar 34,9 persen. Bahkan angka tersebut tertinggi se- Jawa Timur.
Sementara, Dinkes Jember menyebut, kasus stunting di Jember hanya 7,37 persen, turun dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 11,74 persen.
Terkait perbedaan itu menurut Hasto, biasanya disebabkan karena alat ukur yang digunakan. Dirinya menduga banyak peralatan yang ada di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Jember masih di bawah standar.
“Alat ukur yang ada di 2800 Posyandu Jember kan belum semuanya standar, makanya saya sering bilang, kadang mereka mengukur sesuai dengan keyakinan masing-masing,” ujarnya.(rc)