Jumat, Juni 6, 2025
spot_img

DIKSI UPDATE

Bukan Ikan, Nelayan Tangkap Baby Lobster

Diksi.co.id, Banyuwangi | Jumlah tangkapan ikan di Banyuwangi tiap tahun kian merosot. Menurunnya jumlah tangkapan ikan ini sejak tahun 2019. Ada beberapa faktor penyebabnya, diantaranya berkurangnya nelayan berkapasitas besar, perilaku dan karena faktor cuaca.

Seperti diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Banyuwangi, Anang Budi Wasono.

“Faktor iklim yang paling berpengaruh. Menyebabkan ikan sulit didapat dan nelayan pun lebih susah melaut,” katanya.

Cuaca sendiri, lanjut Budi, dipengaruhi La Nina. Ketika terjadi La Nina, suhu permukaan laut akan meningkat. Tingkat penguapan air laut pun tinggi dan memicu terjadinya hujan. Dan ketika suhu permukaan laut masih hangat atau panas disertai hujan, habitat ikan akan berada di lapisan yang lebih dalam dari kondisi normal.

La Nina juga akan membuat tingginya gelombang di laut atau cuaca ekstrim, sehingga membuat nelayan kesulitan melaut. Dampaknya, pasokan ikan akan berkurang drastis.

“Selain iklim, penyebab berkurangnya tangkapan ikan juga disebabkan jumlah nelayan pemodal besar atau pemilik kapal ‘Slerek’ jumlahnya terus turun,” ungkap Anang.

Saat ini, lanjutnya, mayoritas nelayan melaut dengan menggunakan kapal gardan. Kapal jenis ini tidak membutuhkan modal besar. Ukuran kapal lebih kecil dan hanya berisi 5-10 orang saja. Sementara kapal ‘Slerek’ minimal membutuhkan 40 orang.

Tak berhenti disitu, anjloknya jumlah tangkapan ikan juga merupakan imbas perubahan perilaku nelayan dalam melaut.

“Nelayan melaut hanya dalam sehari saja, sehingga tidak bisa meng eksplore laut lebih jauh lagi. Mayoritas mereka mencari ikan dengan jarak sekitar 4-12 mil dari pesisir,” jelas Anang.

“Menurunnya jumlah tangkapan ikan juga terjadi lantaran nelayan berganti jenis tangkapan, yang sebelumnya menangkap ikan, berganti menangkap baby lobster,” imbuhnya.

Sebelumnya, Dinas Perikanan Banyuwangi, juga pernah menerima informasi bahwa nelayan diwilayah Kecamatan Pesanggaran, kesulitan menangkap ikan. Sejumlah oknum menuding penyebabnya adalah fenomena banjir lumpur serta pencemaran air laut oleh limbah perusahaan pertambangan PT Bumi Suksesindo (PT BSI).

Kala itu, Kepala Dinas Perikanan Banyuwangi, Alief R Kartiono, langsung mengirim tim untuk melakukan investigasi lapangan.

“Memang ada sebagian orang yang menyebut bahwa penyebab air keruh karena adanya aktivitas tambang. Tapi penelitian teman-teman penyuluh, keruhnya air laut bersumber dari aliran sungai,” katanya.

Sedang terkait tudingan menurunnya hasil tangkapan ikan nelayan karena adanya limbah yang mencemari air laut. Juga ditepis oleh dinas. Sebagai bukti bahwa isu pencemaran air laut tidak benar, yakni jumlah tangkapan baby lobster terjadi peningkatan. Padahal, jika air laut tercemar limbah, seharusnya bukan hanya ikan yang mati, tapi seluruh biota laut lainnya. (Tyo)

Latest Posts

spot_img
spot_img

DIKSI POPULER

spot_img
spot_img

LANGGANAN DIKSI

Menyajikan informasi terkini dan Up to Date silakanan langganan berita kami Gratis.