Diksi.co.id, Banyuwangi | Suyanti ibunda Bintang Bilkis Maulana korban dugaan kekerasan hingga meninggal dunia warga Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi di salah satu Ponpes Kediri, Jawa Timur, hingga saat ini masih diselimuti kepedihan atas tewasnya anak ketiganya.
Kepada Diksi.co.id Ia menceritakan kronologis peristiwa yang menewaskan anaknya yang baru menginjak usia remaja tersebut.
Didampingi kakak korban, Mia, Suyanti meralat omongannya jika anaknya meninggal duniadi PP Al-Islahiyyah tapi yang benar di PPTQ DAR AL HANIFIYYAH, Kediri.
“Anak bukan meninggal dunia di PP Al-Islahiyyah, tapi di PPTQ Dar Al Hanifiyyah Kediri,” ralatnya, Selasa (27/2/2024)
“Tahunya, adik kami menuntut ilmu di PP Al-Islahiyyah, ternyata sudah pindah di PPTQ Dar Al Hanifiyyah,” timpal Mia.
Kemudian, Mia didampingi ibundanya menceritakan kronologi hingga meninggalnya Bintang Bilkis Maulana (17), sebenarnya terduga pelaku itu masih ada hubungan keluarga dengan korban. Entah ada persoalan apa, sehingga pelaku tega menghabisi nyawa adiknya.
“Pelaku itu masih sepupu dengan saya maupun dengan korban, Bintang disiksa mulai hari Minggu (18/2/2024) hingga hari Senin, dan pada hari Kamis adek saya diketahui sudah meninggal dunia,” bener Mia.
Pada hari itu sambung Mia, adiknya sempat dilarikan ke Rumah Sakit oleh terduga pelaku, menggunakan sepeda motor.

“Saat dibawa ke rumah sakit, adik saya dibonceng duduk ditengah. Padahal, saat dibawa ke RS itu, kondisi adik saya sudah tidak bernyawa,” paparnya.
Untuk mengelabuhi pihak Ponpes, seolah-olah korban tidak terjadi apa-apa, pelaku menaruh baju korban dibawah tandon air, untuk membersihkan darah yang menempel di tubuh korban.
“Padahal, saat dibersihkan darahnya itu, kondisi adik saya sudah tidak bernyawa,” ujar Mia sembari membersihkan air matanya yang tiba-tiba membasahi pipinya.
Bahkan, pelaku yang masih saudara sepupu itu, sempat tidur bersama korban yang sudah tidak bernyawa itu.
“Mungkin, pelaku masih diliputi rasa takut, menidurkan adiknya ditempat tidur yang sama, takut ketahuan pengasuh pondok pesantren,” bebernya.
Setelah itu, kata ibu korban Suyanti, tepatnya pada Jumat (23/2/2024) oleh pengurus PPTQ Dar Al Hanifiyyah, Kediri korban dibawa ke rumah orang tuanya di Afdiling Kampunganyar, Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi.
“Yang membawa jenazah anak saya ke rumah saya ini ya pihak PPTQ Dar Al Hanifiyyah,” terangnya.
Anehnya, ketika pihak PPTQ Dar Al Hanifiyyah mengetahui jika Bintang sudah tidak bernyawa, kenapa pihak Ponpes tidak melaporkan ke Polsek dan Polres setempat.
“Yang menjadi pertanyaan kami selaku keluarga Korban, kenapa pihak pondok tidak melaporkan kejadian ini ke Polsek atau Polres setempat,” sesal Suyanti.
“Anehnya, anak saya langsung dibawa ke Banyuwangi, ke rumah saya,” imbuh ibu kandung korban.
Sebenarnya, sebelum anaknya ditemukan tidak bernyawa yang diduga dianiaya oleh sepupu dan rekannya, korban sempat mengirim chat WA ke dirinya, minta dijemput pulang ke Glenmore, Banyuwangi.
“Mak jemput Bintang, Bintang sudah gak kuat,” rengek Bintang saat chat WA kepada ibundanya.
Namun, Suyanti kurang paham keinginan Bintang untuk pulang. Didamping itu sebentar lagi bulan puasa. Dan pada bulan Ramadhan biasanya ponpes libur, Suyanti minta kepada Bintang agar sabar dulu, menunggu bulan puasa pulangnya.
“Sabar dulu ya Nak, habis ini ibu kirimi uang, pulangnya bulan puasa saja,” Suyanti menjawab chat WA Bintang.
Diberitakan sebelumnya, warga Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo Kecamatan Glenmore berduyun-duyun menyambut kedatangan jenazah Bintang Bilkis Maulana yang diduga tewas dianiaya oleh kerabatnya sendiri dilingkungan Ponpes yang ada di Kediri.
Saat di bawa di Banyuwangi, korban masih belum di visum, oleh warga setempat, mendesak kepada pihak keluarga hendaknya korban dilakukan otopsi terlebih dahulu sebelum dikebumikan.
Didampingi Polsek Glenmore, keluarga korban membawa korban ke RSUD Blambangan, Banyuwangi untuk menjalani perawatan secara medis.
“Benar, kami hanya mendampingi proses otopsi saja. Dan kami tidak bisa memberikan komentar, karena peristiwa kejadiannya tidak di Banyuwangi,” kata Kasatreskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Andre Vega.
Usai di otopsi, oleh polisi korban diserahkan kepada keluarga untuk dikebumikan. (Git)