Minggu, September 15, 2024
spot_img

DIKSI UPDATE

Pariwisata Lumajang ‘Mati Suri’ Pemkab Merugi

Diksi.co.id, Lumajang | Awak media mengkritisi kinerja Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang.

Tak hanya mengkritisi, para jurnalis juga menyampaikan ide dan gagasan ditengah kondisi pariwisata saat ini di Lumajang yang sepertinya lagi ‘mati suri’.

Para jurnalis menilai potensi pariwisata yang dimiliki kota pisang ini dianggap sangat luar biasa dan seharusnya mampu menjadi daya tarik dan berguna untuk mengembangkan industri pariwisata daerah.

Harapannya mampu mendongkrak ekonomi masyarakat serta bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah atau PAD.

Abdul Fatah salah seorang wartawan senior dihadapan Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyampaikan kritik pedas terkait pariwisata Lumajang yang dinilai jalan ditempat.

“Pariwisata jalan ditempat artinya saya tidak tahu berapa anggaran yang di anggarkan oleh Pak Bupati kepada dinas pariwisata itu, misalnya, ini misalnya Rp 4 Miliar lalu Dinas Pariwisata dapatnya (PAD) Rp 2,5 Milyar per tahun kan rugi Rp 1,5 Milyar Pak,” katanya.

Acara wartawan ngopi bareng Forkopimda di salah satu kafe di kota Lumajang Sabtu malam (15/4/2023).(diksi.co.id/adi)

“Kalau begitu ndak ada dinas kan tidak apa apa. Ngapain ada dinas, suruh ngelola pariwisata dibayar sampai Rp 4 Miliar tapi dapatnya Rp 2,5 Miliar kan malah nombok kecuali kalau memang (Disparta) dinas penghasil (PAD) kan ya sayang ” tegas Fatah di acara Wartawan ngopi bareng Forkopimda di salah satu kafe di kota Lumajang Sabtu malam (15/4/2023).

Hal senada dikatakan Syamsuddin Nabila, wartawan dari Harian Memo X. Dirinya menilai bahwa Pemkab Lumajang melalui Dinas Pariwisata belum mampu menjadikan potensi wisata yang ada menjadi icon seperti yang diharapkan.

“Saya melihat bahwa orientasi Dinas Pariwisata menjadi sebuah icon itu kalau saya menilai belum berhasil saat ini, walaupun ada beberapa memang sudah ada yang digarap dalam proses pencapaian target itu, ” ujarnya.

Dedengkotnya wartawan Lumajang itu mempertanyakan bagaimana slogan Lumajang hebat dan Lumajang eksotik yang pernah didengungkan seolah hanya ‘kembangan’ yang saat ini tidak ada kabarnya lagi.

“Dulu saya sangat antusias ketika muncul sebuah kalimat bahwa Lumajang hebat kemudian Lumajang eksotik dan sebagainya,” katanya.

“Nah, Akhir-akhir ini saya tidak lagi mendengar itu, yang dimaksud eksotik Lumajang itu seperti apa sih dan itu jarang kemudian didengungkan kembali oleh Bupati dan Wakil Bupati. Apakah memang sudah, itu sebagai kembangan saja kemudian juga orientasi berubah gitu,” tambah wartawan senior yang biasa dipanggil Udin itu.

Menanggapi akan hal itu Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyatakan jika terkait pariwisata itu bukan satu-satunya soal PAD. Menurutnya yang utama adalah bagaimana ekonomi masyarakat bisa tumbuh.

“Bahwa itu menjadi salah satu ukuran iya, Yang utama dari ukuran pariwisata itu adalah incam ekonomi sekitar destinasi wisata yang tumbuh. Jadi, multi player efeknya dari adanya destinasi yang itu berdampak terhadap ekonomi masyarakat, itu yang penting, ” jelas Bupati.

“Kalau soal dinas, PAD Itu profiling dinas lah, tidak pada posisi mengukur sektor kepariwisataan. Jadi, ngukur nya bukan pariwisatanya tapi dinasnya, itu satu dua hal yang berbeda, ” imbuhnya.(adi)

Latest Posts

spot_img
spot_img

DIKSI POPULER

spot_img
spot_img

LANGGANAN DIKSI

Menyajikan informasi terkini dan Up to Date silakanan langganan berita kami Gratis.