Diksi.co.id, Banyuwangi | Pemasangan tandon penyimpanan air bersih yang ditempatkan di Mushola dan MCK, Pasar Daerah (Pasda) Kelas II Glenmore, Kabupaten Banyuwangi disambut antusias warga dan pedagang pasar.
Pemasangan tandon tersebut, memudahkan dan memberikan kenyamanan pedagang maupun pembeli di Pasda Glenmore dalam mempergunakan fasilitas air bersih.
Salah satu pedagang bernama Solehah warga Dusun Krajan, Desa Sepanjang, kecamatan Glenmore, mengatakan, sejak MCK dan Mushola dipasangi tandon, kebutuhan air bersih akhirnya tercukupi.
“Selama ini baik pedagang atau pengunjung, apabila akan ke MCK untuk keperluan kencing, BAB, atau mandi, dibatasi hanya sampai jam 09.00 Wib. Lantaran setelah itu air nya mati,” kata Solehah, Senin (28/8/2023).
Air kran hidup lagi jam 20.00 Wib. Setelah terpasangnya tandon berkapasitas 1000 Liter air hasil inisiatif Koordinator Pasda Glenmore, Selamet Budiono, seluruh pedagang dan pengunjung memberikan apresiasi yang setinggi – tingginya.
“Kepada Kepala Dinas Koperasi (Diskop) usaha mikro dan perdagangan, Nanin Oktaviantie melalui Koordinator Pasda Glenmore Selamet Budiono, kami memberikan apresiasi yang setinggi – tingginya kepada beliau atas perhatian dan keperdulianya ke pedagang,” puji Solehah.
Sementara, Selamet Budiono menjelaskan, sumber air bersih selama ini diperoleh dari HIPAM (Himpunan Pengusaha Air Minum) pelayanan air bersih. Karena biaya nya relatif lebih murah dari pada PDAM.
“Mungkin karena menyangkut kepentingan orang banyak dan terbatasnya sumber air bersih, Penggunaan air bagi pelanggan dibatasi oleh Hipam,” terang Budi, panggilan akrab Selemet Budiono.
Lebih lanjut Budi menerangkan, tandon berukuran 1,5 meter X 1 meter, ditempatkan di ketinggian 3 meter yang dipergunakan untuk menampung air bersih guna mencukupi kebutuhan air 2 MCK dan 1 mushola didapat dari bantuan Bank Jatim unit Glenmore.
“Sedangkan untuk penyangga, kami menggunakan besi bekas bangunan los lama yang tidak terpakai dan sebelumnya sudah mendapat izin dari Kadiskop melalui Kepala Bidang (Kabid) Pak Nawari,” pungkas Budi. (Kur).
