Jumat, Juni 6, 2025
spot_img

DIKSI UPDATE

Peringatan Hari Kemerdekaan Dinodai Goyang Seronok Pargoy

Diksi.co.id,  Jember | Peringatan hari kemerdekaan ke 78 Republik Indonesia semua anggota masyarakat ikut merayakannya dengan berbagai tontonan, seperti karnaval, gerak jalan dan pentas rakyat.

Namun sayangnya kegiatan yang digelar ada yang disoroti karena dinilai memberikan dampak negatif. Salah satunya adalah parade goyang atau Pargoy.

Salah satu yang menyorot adalah salah satunya adalah Amelia Evalina. Amelia Evalina merupakan bakal calon anggota DPRD Jember Dapil III dari Partai NasDem.

Amel mengatakan kesakralan peringatan hari kemerdekaan tercoreng dengan pargoy yang cenderung sekedar mengumbar erotisme dan tidak mendidik.

Amelia Evalina saat berfoto dengan Bupati Jember Hendy Siswanto pada satu kesempatan.(diksi.co.id/istimewa)

“Kami juga ikut merasakan perjuangan kemerdekaan namun satu hal yang kami sesali, semakin kesini pesta rakyat yang seharusnya tidak di lakukan namun kali ini bisa berpotensi menggeser nilai-nilai budaya kita,” katanya.

Terlebih sebagai sebagai orang tua, Amel merasa miris karena penampilan para artis pargoy yang seronok dapat merusak mental dan psikologis anak-anak dibawah umur.

“Gerak jalan atau karnaval yang memamerkan goyangan kompak atau di sebut pargoy itu seharusnya tidak di lakukan, menurut saya bagaimana budaya bisa tertanam di anak-anak masa depan kita, jika pameran goyangan seperti itu di tunjukan ke anak-anak, apalagi Jember terkenal dengan kota santri,” katanya.

“Kami sebagai seorang ibu sangat tidak setuju jika tarian goyang seperti itu ditampilkan ke khalayak publik, tidak ada nilai budaya yang di junjung, padahal jika memang budaya dan seninyang dirampilkan kita bisa menampilkan tarian tradisional, jaranan atau menggunakan pakaian adat Bhineka Tunggal Ika, sehingga semakin majunya perkembangan jaman, seni budaya masih terus dijunjung sebagai budaya timur,” tambahnya.

Tak hanya itu dentuman suara sound sistem untuk musik pengiring yang dibawa di atas truk berukuran besar sering kali membuat rumah warga rusak. Banyak keluhan warga yang disampaikan di sosial media seperti di grup Facebook yang menyatakan kaca rumah pecah, genting berjatuhan hingga tembok rumah warga retak karena getaran dentuman sound sistem.

Lebih lanjut kegiatan karnaval juga dikeluhkan orang tua murid. Pasalnya mereka harus mengeluarkan anggaran tambahan untuk sekedar menyewa ataupun membuat kostum karnaval.

“Benar banyak sekali ibu-ibu yang mengeluh karna putra putrinya wajib mengikuti kegiatan karnaval yang menambah pengeluaran di masa ekonomi sulit, kasian lah seharusnya pemerintah memikirkan bagaiman cara nya perputaran ekonomi ini bisa berkembang pesat. Banyak hal sederhana bisa dilakukan pemerintah seperti membuat spot wisata kuliner atau jajanan pasar di seluruh wilayah kecamatan,” kayanya.

Selain dari masyarakat para driver online pun juga ikut mengeluh karena ketika ada kegiatan atau aktifitas yang menutup jalan raya, itu membuat para tulang punggung driver online mengalami kesulitan bahkan harus libur untuk tidak mengoperasikannya.

“Intinya sudah menjadi kewajiban pemerintah menjaga budaya dan menfilter setiap kegiatan yang akan di munculkan untuk menjujung tinggi nilai-nilai budaya,” ucapnya.(ary)

Latest Posts

spot_img
spot_img

DIKSI POPULER

spot_img
spot_img

LANGGANAN DIKSI

Menyajikan informasi terkini dan Up to Date silakanan langganan berita kami Gratis.