Diksi.co.id Banyuwangi – PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Pabrik Gula (PG) Glenmore kembali beroperasi setelah rapat menghasilkan kesepakatan antara GM Kalitepak, Khubul Fathoni Ahsani bersama GM Banyuwangi Raya, Fahmi Amrullah Jatikusuma dengan pihak vendor penyedia alat berat PT Fajar Group Corpora, Vivi Lolita Suwondo,
dan penyedia angkutan truk tebu, PT Jaya Mandiri Wahyu Perkasa, Rahmatullah, di Surabaya, Senin (30/6/2025).
Dalam rapat tersebut menghasilkan 8 poin kesepakatan yang harus disepakati kedua belah pihak, diantaranya pihak vendor penyedia alat berat harus memenuhi kebutuhan alat berat yang ditempatkan di afdeling-afdeling untuk kelancaran angkut tebu ke dalam truk.

Surat perjanjian yang ditandatangani diatas materai tersebut, dalam poin 8 menegaskan jika vendor wan prestasi dalam kesepakatan tersebut, siap diputus kontrak dan menerima segala konsekuensi terhadap pemutusan kontrak serta manajemen kebun akan dievaluasi oleh HO MKSO PT SGN
“Kabar yang saya terima, PT Fajar diberi waktu sampai tanggal 9 Juli 2025 untuk memenuhi kebutuhan alat berat cane grabber di afdeling-afdeling, jika pada tanggal tersebut tidak terpenuhi secara otomatis kontrak kerja terputus dengan sendirinya,” kata Ivan kepada Diksi.co.id, Selasa (1/7/2025).
Ivan menegaskan, dirinya bersama seluruh anggota paguyuban sopir truk angkutan tebu Banyuwangi akan mengawal perjanjian tersebut.
“Kita kawal hasil rapat ini, agar vendor tidak menyalahi kesepakatan tersebut. Kami berjuang ini demi sopir angkutan tebu Banyuwangi sejahtera,” tegas Ivan.
“Hasil investigasi saya bersama teman-teman sopir truk angkutan tebu Banyuwangi pendapatannya sangat berbeda dengan sopir kabupaten Jember. Di jember para sopir per minggunya mampu mengangkut 5-6 kali. Sedangkan di Banyuwangi hanya mengangkut 2-3 kali, karena alat berat cane grabber yang dioperasikan di Banyuwangi sangat kurang. Bahkan banyak yang rusak,”tambah Ivan.
Ivan berharap kepada sopir truk angkutan tebu dan operator alat berat bekerja dengan baik dan maksimal. Agar target PG Glenmore tahun 2025 ini terpenuhi.
“Sebenernya, saya tidak ingin terjadi aksi seperti ini, saya ingin Banyuwangi itu kondusif, agar masyarakat Banyuwangi sejahtera. Karena jeritan sopir tidak didengar, dengan terpaksa kami menggelar aksi unjuk rasa mogok kerja,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, akibat muatan tebu tidak memenuhi target, per minggunya hanya memuat 2-3 truk tebu ke PG Glenmore, sopir warga lokal Banyuwangi menggelar aksi mogok kerja, dan memblokade pintu masuk dan pengambilan barkot PG Glenmore, Sabtu (27/6/2025)
Akibat aksi mogok kerja tersebut, PG Glenmore tidak beroperasi kerena tidak ada bahan baku gula yang digiling. (Git)