Diksi.co.id, Jember | Setelah sempat anti bahkan menghina partai saat Pilbup 2020 lalu, Faidah kini berharap rekom partai. Bupati perempuan pertama sejak pilkada langsung itu telah mendaftar di dua partai.
Partai pertama yang didatanginya adalah Partai Golkar. Faida datang ke DPD Golkar untuk mendaftar, Kamis (2/5/2024).
Partai kedua yang didatanginya untum mendaftar Calon Wakil Bupati (Cawabup) Kabupaten Jember periode 2024-2029 adalah DPC PKB Jember.
Tak datang sendirian, mantan bupati periode 2016-2021 itu ditemani oleh keluarga besarnya saat berkunjung ke DPC PKB Jember. Untuk mengembalikan berkas pendaftaran pada Jumat (3/4/2024) sore.
“Kalau melihat sejarah, PKB adalah partai yang pertama kali mendorong saya untuk maju dalam Pilkada 2015 lalu. Waktu itu belum berjodoh semoga kali ini bisa berjodoh dan berjuang bersama dengan PKB,” ujar Faidah pada wartawan.
Lanjut Faidah, dirinya juga ditemani oleh teman-teman dari sopir Ambulan yang ada di Kabupaten Jember.
“Teman-teman dari Ambulan tadi juga ingin memberi support dan dukungan, ketika tadi kami mengembalikan berkas ke DPC PKB Jember,” ulasnya.
“Karena tadi ada evaluasi rapat bulanan, jadi sekaligus mereka ikut menemani dan memberi dukungan untuk kami datang ke PKB ini,” sambungnya.
Faidah juga mengatakan bahwa, sebelumnya sudah ada tiga partai, yang mememberikan dorongan untuk Faidah maju dalam Pilkada 2024 mendatang.
“Ada tiga partai yang mendorong saya agar maju kembali, diantaranya Partai Golkar, Nasdem dan PKS. Kita juga sudah memberikan balasan kepada tiga partai tersebut,” bebernya.
Sementara itu, Ketua DPC PKB Jember Ayub Junaidi mengungkapkan, terimakasih kepada Faidah yang sudah datang dan mendaftar ke DPC PKB Jember.
“Semoga ini adalah langkah yang bagus, karena nanti masih ada proses selanjutnya. Nanti juga DPP PKB akan mengundang sekaligus melakukan uji kelayakan, setelah itu proses-proses selanjutnya,” ujarnya.
“Insyaallah besok diundang di Surabaya, jadi semua calon yang sudah mendaftar di PKB besok akan ada taaruf dan silaturahim bersama Ketua DPP BKB di Surabaya,” sambungnya.(
Sebagai informasi, Faida pada tanggal 25 Agustus 2020 sempat mengatakan jika dirinya tidak akan mencari rekom partai karena harus membayar mahar politik senilai miliaran rupiah.
“Dan untuk itu saya pastikan, kalau dalam pilkada itu mencari rekom saja perlu uang bermiliar-miliar, sementara gajinya bupati semua orang tahu rata-rata Rp 6 juta, kalau toh ada insentif dan lain-lainnya, dengan biaya yang puluhan miliar itu, saya pastikan sulit untuk menjadi pemimpin yang tegak lurus,” katanya saat itu.
Bahkan saat itu pemilik rumah sakit di beberapa kota itu menilai pendaftaran melalui partai adalah perbuatan tidak terhormat.
“Apabila mengawali pencalonan di pilkada dengan cara-cara yang kurang terhormat: membeli kesempatan, membayar kepercayaan, itu bukan suatu awalan yang baik dan saya meyakini tidak akan mendapat rido dari Allah SWT”.(ary)
