Diksi.co.id, Jember | Masuknya M Thamrin sebagai Ketua sebuah bencana bagi PMI Cabang Jember. Betapa tidak, kehadirannya justru dinilai publik merusak dari dalam.
Satu-persatu borok kepemimpinannya muncul. Terbaru terkait Palang Merah Remaja. PMR di sejumlah sekolah yang saat ini berjalan secara mandiri tanpa sentuhan kebijakan yang signifikan. Thamrin telantarkan fasilitator PMR.
Padahal, PMI Cabang Jember punya kewajiban membina fasilitator PMR. Fasilitator di sekolah mengelola pelatihan dan kaderisasi secara mandiri demi membentuk kader kemanusiaan dan kepedulian sosial.
Meski demikian, berbagai sekolah di Kabupaten Jember tetap aktif mengembangkan PMR sebagai wadah pembinaan karakter kemanusiaan, dan keterampilan pertolongan pertama.

Dari laporan di lapangan, fasilitator PMR di sekolah-sekolah di Jember terus menjalankan pembinaan dan pelatihan anggota secara mandiri. Contohnya, PMR di MAN 2 Jember menggelar pendidikan dan pelatihan dasar serta up grading kemampuan anggota secara rutin untuk menciptakan kader militan yang siap beraksi sosial kemanusiaan.
Demikian pula, SMK Negeri 6 Jember mengadakan pendidikan kepalangmerahan untuk kader baru PMR Wira sebagai bagian dari kaderisasi anggota.
Kegiatan-kegiatan ini berjalan dengan dukungan penuh dari fasilitator dan pengurus sekolah tersebut, tanpa kebijakan strategis dari PMI Cabang Jember.
Sementara itu, pendirian PMR di sekolah-sekolah seperti MTs Nahdlatuth Thalabah dan SMA Pancasila juga berlangsung atas inisiatif sekolah dan fasilitator, tanpa dukungan program pembinaan yang terstruktur pengurus PMI Cabang Jember.
Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan PMR lebih banyak bergantung pada inisiatif lokal dan mandiri.
Kritik terhadap kepemimpinan Thamrin juga pernah mencuat, terkait kurangnya perhatian dan kebijakan yang menyentuh langsung para relawan dan kader PMR di lapangan.
Hal ini berdampak pada pembinaan PMR yang tidak optimal dan kurangnya dukungan kebijakan yang terintegrasi.
Padahal para fasilitator, menggantungkan harapan tinggi kepada PMI Cabang Jember. Lembaga yang didirikan pada tahun 1975 di masa Bupati Abdul Hadi tersebut diharapkan dapat lebih proaktif memberikan dukungan kebijakan agar pembinaan PMR bisa lebih terarah dan berdampak luas.
“Ini baru dapat informasi, ternyata pembinaan PMR di Jember berjalan mandiri di sekolah-sekolah tanpa kebijakan signifikan dari Ketua PMI Cabang Jember, Thamrin,” kata Aep Ganda Permana, pengamat kebijakan public yang sedang getol menyoroti kinerja pengurus PMI Cabang Jember.
Aep mengungkapkan kepemimpinan Thamrin di PMI Cabang Jember memang layak dikritik karena kurang menyentuh pembinaan PMR dan relawan di lapangan. “Banyak informasi negatif tentang kinerja PMI Cabang Jember ini menggambarkan kondisi pembinaan PMR di Jember yang buruk,” ungkapnya.(guh/ary)