Jumat, Juni 6, 2025
spot_img

DIKSI UPDATE

Wow, PEGA Ditunjuk PT BSI Menjadi Konsultan di Australia

Diksi.co.id, Banyuwangi | Dukungan pelaku investasi di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) atau Corporate Social Responsibility (CSR) PT Bumi Suksesindo (BSI) terhadap pelaku usaha terus berlanjut. Salah satunya, kelompok Pemuda Etan Gladak Anyar (PEGA) oleh PT BSI untuk diminta menjadi konsultan di Australia.

PEGA ini adalah pelaku budidaya Maggot di Dusun Seloagung, Desa Seliragung, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi, Jawa Timur.

Berkat ketekunan dan prestasinya di bidang budidaya larva dari jenis lalat black soldier fly (BSF). Kelompok pemuda ini diminta oleh PPM anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk diminta menularkan ilmunya di negeri Kanguru.

Budidaya Maggot yang dikembangkan oleh Kelompok Pemuda Etan Gladak (PEGA). Berkat ketekunannya, kelompok ini ditunjuk PT BSI menjadi konsultan di Negara Australia.(diksi.co.id/tyo)

“Kami diminta menjadi konsultan di Negeri Kanguru Australia dengan kontrak selama dua bulan dan tugas tersebut dapat kami selesaikan dalam sebulan,” ucap Ketua PEGA, Sundariyanto.

Dulunya, PEGA ini hanya kelompok pemuda dan tidak berbadan hukum. Kini, sudah berbadan hukum berbentuk Persekutuan Komanditer atau CV merupakan dampingan PT BSI sejak tahun 2018.

Aktivitas sehari-hari, mereka membudidayakan Maggot, dengan memanfaatkan sampah sisa makanan dan buah-buahan sebagai pakan.

Untuk sampah, suplay terbesar dari perusahaan. Sebagian lagi sampah rumah tangga.

“Dengan memanfaatkan sampah organik, kami bukan hanya menghasilkan maggot, tapi juga pupuk cair organik dan pupuk kompos,” ungkapnya.

Bagi yang belum paham apa itu maggot. Maggot adalah belatung atau larva yang dihasilkan dari telur lalat hitam alias Black Soldier Fly (BSF). Maggot sangat aktif memakan sampah organik. Larva maggot dapat menjadi sumber protein yang baik untuk pakan unggas dan ikan.

“Kandungan protein dan nutrisinya cukup tinggi, akhirnya banyak masyarakat yang tertarik untuk memanfaatkannya,” cetus Sundariyanto.

Ditengah harga pakan pabrikan yang terus melambung baik, membuat masyarakat makin melirik maggot. Apalagi harga maggot terbilang lebih ekonomis.

“Bagi yang sudah merasakan manfaatnya, mereka akan lebih memilih maggot sebagai pakan ternak dari pada pakan konsentrat, selain harganya murah hasilnya maksimal,” ujar Sundriyanto.

“Pupuk cair organik dan pupuk kompos yang kami hasilkan dari budidaya maggot, semakin hari juga makin banyak peminat. Bahkan banyak yang pesan jauh-jauh hari,” imbuhnya.

Dikisahkan, budidaya yang dilakukan PEGA ini berawal saat mereka menemukan larva lalat di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Pesanggaran. Kala itu Sundariyanto dan kelompoknya belum bisa membedakan antara larva lalat hijau dan lalat BSF. Ilmu tersebut baru mereka dapat setelah mendapatkan pelatihan dari Comunity Development atau External Affairs PT BSI.

Bekal pengetahuan tersebut selanjutkan digunakan untuk memulai budidaya maggot sampai sekarang. Berkat kesungguhan, kini PEGA sudah mampu menembus pasar maggot hingga keluar Jawa, salah satunya Kalimantan.

Makin membanggakan, ilmu dan pengalaman mereka juga banyak dibutuhkan masyarakat. Bekerjasama dengan Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Kerja dan Industri (FKLPKI) dan Balai Latihan Vokasi dan Produktivitas (BLVP) Banyuwangi, Sundariyanto Cs banyak diundang sebagai pembicara dalam kegiatan pelatihan.

“Saat ini kami juga melakukan pendampingan budidaya maggot di Desa Licin dan Kebondalem. Rencananya akan kita kembangkan di 14 desa lain, agar bisa membantu mengatasi masalah sampah sekaligus mampu menjadi sumber penghasilan baru,” bebernya. (Tyo).

 

Latest Posts

spot_img
spot_img

DIKSI POPULER

spot_img
spot_img

LANGGANAN DIKSI

Menyajikan informasi terkini dan Up to Date silakanan langganan berita kami Gratis.