Diksi.co.id, Jember | Kepemimpinan M. Thamrin, sebagai Ketua PMI Kabupaten Jember periode 2022-2027, ternyata merusak kinerja baik para ketua sebelumnya. Berbagai warisan kebijakan dan program positif itu dihancurkan begitu saja oleh mantan birokrat yang dikenal emosional itu.
Setelah membuat kebijakan yang merugikan lembaga maupun masyarakat. Kini muncul fakta baru bahwa kepemimpinan Thamrin cuek atau mengacuhkan keberadaan dan pembinaan relawan PMI.
Pada awal masa jabatannya Thamrin seolah menjadi ketua mumpuni. Dirinya menggelar Musyawarah Kerja Kabupaten (MUKERKAB) untuk menyusun program kerja satu tahun ke depan dan konsolidasi internal PMI. Namun belakangan kritik muncul terkait minimnya program pembinaan relawan secara berkelanjutan.

Relawan yang selama ini menjadi garda terdepan pelayanan kemanusiaan di lapangan seolah dipunggungi. Mereka nyaris tanpa pelatihan, maupun pengembangan kapasitas dari pengurus baru.
Klinik Pratama PMI Jember di Jubung yang sebelumnya diresmikan dan diharapkan menjadi langkah awal pendirian rumah sakit PMI di Jember justru malah ditutup setelah kepengurusan baru.
Kini pelayanan PMI mengalami degradasi akibat kebijakan ngawur yang muaranya timbul kekecewaan di kalangan masyarakat. Thamrin dinilai oleh publik tidak paham dan tidak memiliki jiwa kesuka relawanan yang pada akhirnya tidak bisa membuat program penguatan relawan dan pelayanan masyarakat secara menyeluruh di bawah kepemimpinan Thamrin.
Kekhawatiran akan menurunnya kualitas dan semangat relawan PMI di Jember kini mulai muncul. Hal ini dituturkan oleh salah seorang relawan, semangat para relawan kini berada dititik terendah.
“Terus terang baru kali ini semangat relawan kurang bergairah karena tidak ada program seperti sebelumnya,” ujar soerang relawan yang selama ini aktif di PMI Cabang Jember.
Aep Ganda Permana, salah satu pengamat pelayanan publik di Jember menilai saat ini PMI bagai tanpa kepengurusan. Bahkan era kepemimpinan Thamrin justru merusak lembaga dan relawan dari dalam.
“Sebaliknya, kepengurusan Thamrin ini malah menjatuhkan semangat relawan. Tidak ada perhatian, tidak ada kepedulian, pembinaan kepada relawan pun nyaris tidak ada,” ujarnya, Selasa (1/7/2025).
Semangat dan panggilan jiwa untuk terus mengabdi di jalur kemanusiaan membuat para relawan tetap aktif bertahan. Mereka tetap melaksanakan kegiatan secara swadaya, maupun mengandalkan sumber donasi dari luar.
“Kami salut kepada para relawan yang tetap eksis meski kurang mendapatkan perhatian dari pengurus PMI Cabang Jember saat ini. Mereka benar-benar pahlawan kemanusiaan,” ujarnya.(guh/Ary)