Diksi.co.is Lumajang – Pembangunan Lapangan Desa Pulo Tempeh Lumajang yang dibangun menggunakan Dana Bantuan Keuangan Khusus atau BKK senilai Rp 900 juta rupiah dari Propinsi melalui DPRD dari salah satu partai politik
diduga bermasalah. Pasalnya, antara pihak desa dan pelaksana proyek pembangunan ketika dikonfirmasi memberi keterangan berbeda alias tidak singkron.
Kepala Desa Pulo Kecamatan Tempeh Jasadi memberikan keterangan bahwa pekerjaan proyek lapangan sepakbola yang menelan anggaran Rp 900 juta di desanya dikerjakan CV.
“BKK propinsi dari Anggota Dewan, dikerjakan CV, ” ungkapnya Selasa (26/3/2025) dikantornya.
Sementara itu Pihak CV yang diketahui bernama Aringga Putra memberi keterangan berbeda, bahwa pekerjaan Lapangan Desa Pulo dikerjakan secara swakelola. Nama Aringga Putra sendiri kata dia merupakan Pelaksananya Desa.
“Bukan CV, pelaksananya desa. Jadi Desa menyuruh saya untuk menggambar, untuk membuat RAB, untuk mengurusi ke Cipta Karya dan lainnya. Ini kan Swakelola, ” katanya.
Dijelaskannya, dari anggaran Rp 900 juta itu nantinya akan dibangun Tribun, musala, tempat MC dan enam tiang beserta lampu penerangannya.
“Tribun sebelah barat, sebelah timur, selatan, utara. Kalau yang sebelah utara sama selatan itu tiga apa empat trap gitu, timur sama barat kayaknya dua apa tiga trap gitu, lupa saya. Ful keliling, musala dan tempat MC serta enam tiang lampu, ” jelasnya.
Sementara itu, masyarakat desa pulo sendiri mengaku tidak dilibatkan dalam proses pembangunan. Para pekerja yang mengerjakan berasal dari luar Kecamatan Tempeh. “Mau masuk ikut kerja tidak bisa, dikerjakan orang luar, dari bodang dan kunir, ” terang salah satu warga desa Pulo. (Ach)
