Diksi.co.id, Banyuwangi | Ribuan anak muda atau kaum milenial maupun Gen Z sangat mengapresiasi Festival Band Kemenangan yang digelar Banteng Muda Indonesia (BMI) di Gedung Seni dan Budaya (Gesibu) Banyuwangi, mereka datang untuk menyaksikan ajang lomba Band yang diikuti grup band kaum milenial, untuk memperebutkan piala Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestandani.
Tidak hanya anak muda Banyuwangi saja yang datang di acara tersebut, namun kaum milenial dari Gen Z dari pulau Jawa dan Bali juga hadir untuk menyaksikan ajang festival band kemenangan yang sangat fenomenal tersebut.
“Kami hadir di Banyuwangi ini, untuk menyaksikan festival band kemenangan secara langsung,” ujar salah satu penonton dari Pulau Bali.
Ketua BMI Banyuwangi, Yusi Teguh Ariefianto mengatakan, festival band kemenangan ini berhadiah total sebesar Rp 10 juta.
Ia menjelaskan, potensi anak muda Banyuwangi di bidang seni mudik potensinya sangat luar biasa. Maka dari itu, pihaknya sangat tergerak untuk menyelenggarakan festival band kemenangan ini.
“Festival band kemenangan ini sebagai media penyalur bakat dan minat anak-anak muda terutama anak milenial dan Gen Z,” ujar Yusi Teguh Ariefianto, Senin (29/1/2014) malam.
Apalagi, kata Yusi ketika menyaksikan pada final festival ini, serta melihat pemenangnya, dirinya meyakini jika para juara ini diberi ruang untuk menyalurkan bakatnya, mereka akan mampu berkembang, dan mampu bersaing dengan grup-grup musik lainnya.
“Pemenang festival band kemenangan ini Squid Rock Band kemampuan bermusiknya sungguh bagus, skill para pemainnya sangat ciamik, pokoknya kemampuan bermusiknya sangat luar biasa,” ujar Yusi sangat kagum.
Yusi berharap, grup-grup musik yang meraih juara ini mampu mengembangkan prestasinya, dan pemerintah kabupaten (Pemkab) Banyuwangi terus mendorong dan memberi ruang untuk berkembangnya grup-grup band yang digawangi anak-anak muda Banyuwangi ini.
“Jika anak muda diberi ruang yang tepat, saya yakin generasi muda Banyuwangi bisa lebih unggul dibidang seni,” tuturnya.
Yusi Ariefianto mengucapkan selamat kepada peraih juara 1,2 dan 3 serta juara harapan 1 dan 2.
”Selain para juara tersebut, ada juga juara untuk the best player antara lain best vokalis, best guitarist, best bassist, best keyboardist, dan the best drummer,” paparnya.
Digelarnya festival band ini kata Yusi tujuannya sebagai wadah aktualisasi diri generasi muda, serta bertujuan untuk memotivasi anak-anak muda untuk berprestasi, mengembangkan bakat, minat dan kreativitas, serta berbagi wawasan politik yang sehat serta membangun jiwa nasionalisme.
“Setidaknya, dengan festival band ini kami bisa menginventarisasi bakat anak muda Banyuwangi di bidang seni musik, semoga mereka bisa mengikuti festival band di jenjang yang lebih tinggi,” harapnya.
Ditempat yang sama, Ketua DPRD Banyuwangi, yang juga ketua DPC PDI Perjuangan Banyuwangi, I Made Cahyana Negara sangat mengapresiasi kegiatan festival band yang diikuti kaum milenial dari Gen Z ini.
Made mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi BMI Banyuwangi yang mampu menyelenggarakan festival ini. Menurutnya, festival band kemenangan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat semangat persatuan dan solidaritas masyarakat.
“Kegiatan itu bukan sekadar ajang kompetisi musik, melainkan juga sebagai sarana memupuk bakat lokal dan mempromosikan keanekaragaman seni budaya di Banyuwangi,” cetusnya.
Made berharap, festival band kemenangan ini mampu menjadi wadah positif anak-anak muda, agar mampu mengekspresikan kreativitas melalui seni musik.
“Peran BMI Banyuwangi dalam menginisiasi kegiatan festival ini sangat positif sekali. Kegiatan ini bukan hanya sebagai ajang lomba band saja. Tapi sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan diantara pemuda Banyuwangi,” ujar pria berkacamata minus tersebut.
Ketua DPRD Banyuwangi ini menambahkan, kolaborasi antara pemerintah dan organisasi masyarakat ini, setidaknya mampu memberikan manfaat bagi pembangunan daerah.
“Harapan saya, festival band kemenangan ini tidak hanya menjadi panggung untuk mencari bakat musisi saja. Namun mampu sebagai sarana untuk memperkaya kehidupan budaya di Banyuwangi,” pungkasnya. (Ars).
