Diksi.co.id, Bondowoso | Bantuan 60 traktor tahun 2017-2018 senilai total sekitar 23 Milyar disinyalir dijadikan alat transportasi politik kepentingan Pemilu 2018.
Bantuan 60 traktor yang seharusnya dinikmati oleh para petani Kabupaten Bondowoso itu kini hanya tinggal cerita sebab barang itu kini telah berpindah tangan kepada para pengusaha tebu.
Saat ini, pihak kejaksaan sedang melakukan proses penyelidikan untuk membongkar praktik haram tersebut.
Pengamat kebijakan publik, Subhan Menjelaskan bahwa berdasarkan data dan laporan, modus operandi dugaan bancaan bantuan 60 traktor itu dilakukan setelah bantuan diserahkan kepada kelompok Tani (poktan), sejumlah pihak kemudian mendatangi poktan.
Mereka didatangi oleh orang orang tertentu. Tiap traktor yang nilainya sekitar Rp. 400 juta itu harus setor sekitar Rp 80 juta.
Namun, pihak poktan yang tak mampu menalangi permintaan mereka terpaksa memberikan pilihan pahit yakni menyerahkan kepada mereka untuk dijual ke pengusaha tebu. Selanjutnya mereka menerima ganti rugi sekitar 90 juta.
Skemanya, 40 juta itu nanti disetorkan ke pusat, 5 juta pengepul dan sisanya untuk kepentingan seseorang guna kepentingan politik.
“Bancakan seperti ini perlu kita bongkar sebab ini sangat merugikan petani. Apalagi traktor itu sebagian besar sudah dijual kepada para pengusaha tebu,” ujarnya.
Subhan Menjelaskan ada salah satu poktan di daerah Sekar Putih Kecamata Bondowoso yang juga mengalami pengalaman pahit itu.
Saat ini Subhan masih menjadikan salah satu dari sekian bantuan untuk dijadikan sampel penyelidikan dan temuan.(Lis)
