Diksi.co.id Banyuwangi – Ratusan sopir truk angkutan tebu sepakat minta cane grabber di ganti dengan yang baru. Jika alat beratnya masih seperti ini sangat merugikan, biasanya tiap minggu mampu 5-6 kali angkut, saat ini, hanya mampu angkut 2 kali perminggunya.
Aksi mogok kerja dilakukan secara spontanitas, tanpa dikondisikan. Pemicunya alat beratnya tidak layak, dan sangat merugikan sopir truk. Dan selalu dijanjikan alat beratnya akan didatangkan lagi.

Salah satu sopir truk, Juana asal Banyuwangi mengaku dirinya mengangkut tebu tidak tahun ini saja. Hanya tahun ini alat beratnya tidak bisa beroperasi secara maksimal.
“Memang benar, ada cane grabbernya lebih dari dua. Tapi yang mampu beroperasi hanya dua unit. Alat berat yang lainnya pada rusak. Kan percuma ada alat beratnya tapi gak fungsi,”ungkapannya kepada diksi.co.id, Minggu (29/6/2025) pagi.
Juana dengan tegas mengatakan dirinya bersama sopir lainnya tidak angkut tebu, dan tidak punya uang kalau kerjanya seperti ini.
“Biar saya gak punya uang. Saya rela hutang untuk membeli kebutuhan dapur, daripada kerja seperti ini,”ucapnya
” Karena aksi ini dilakukan secara spontanitas, saya kasihan dengan sopir angkutan tebu dari luar daerah. Mereka datang tidak bisa memasukkan angkutannya ke pabrik,”imbuhnya.
Sopir lainnya menimpali, sebenernya kejadian seperti ini pernah terjadi tahun 2019 lalu. Tapi kondisinya tidak seburuk tahun 2025 ini.
” Dulu, kalau alat beratnya rusak, langsung dibenahi ditempat. Tapi kalau saat ini, jangankan dibenahi, malah ditinggal oleh operatornya,”benernya.
Padahal, sambungnya para sopir ini sangat pengertian dengan operator cane grabber, setiap isi tebu ke dalam truk, sopir memberi uang rokok.
“Kami (sopir, red) sangat pengertian, setiap ngisi tebu ke dalam truk mesti ngasih uang rokok, gak besar lah,”katanya.
Aksi mogok kerja ini akan terus berlanjut sampai vendor mendatangkan alat berat yang baik, agar kerjanya bisa maksimal.
” Kami sudah sepakat, kalau vendor alat berat tidak mendatangkan alat berat (cane grabber) yang baik. Kami tetap mogok,”tandasnya.
Dari pantauan diksi.co.id pada Sabtu (28/6/2025) malam, pihak PG Glenmore menggelar rapat untuk membahas persoalan ini. Namun tidak menemukan titik temu.
Rapat dihadiri, MKSO tanaman, Febri bersama GM Tanaman Tebu, Aksan; serta Asisten Manager (Asman) tanaman, bertempat di ruang rapat PG Glenmore. Rapat berakhir hingga pukul 21.00 malam. Tapi tidak ada titik temu. (Git)