Diksi.co.id, Jember | Jajaran Gerakan Pemuda Anshor Kencong mengecam Pencatutan logo Nahdlatul Ulama (NU). Pencatutan ini telah terjadi dua kali
Sebelumnya Bacabup Hendy Siswanto mencatut Logo NU dalam momentum deklarasi Pilkada Jember pada postingan Instagram melalui akun Resmi @hendy_siswanto.
Pencatutan tersebut kemudian direspon oleh PCNU Jember pada 7 September 2024 melalui surat edaran resmi pelarangan penggunaan atribut NU sebagai bahan kampanye.
Namun bukannya mentaati teguran, seolah tak menghiraukan, tim sukses Hendy Siswanto justru kembali mencatut logo NU. Parahnya logo NU dipakai di alat peraga kampanye berupa baliho dan kaos yang mereka sebar untuk kepentingan kampanye.
Seolah menganggap kedudukan NU lebih rendah dari partai. Pada baliho yang banyak terpasang, logo NU ditempatkan di bawah logo partai pengusungnya yakni PDI Perjuangan.
Peringatan keras dari Ketua GP Ansor Kencong, Agus Nuryasin (ANY) disampaikan karena tindakan Hendy Siswanto seolah sengaja menciderai marwah NU, karena mencantumkan logo ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut hanya untuk alat peraga kampanye Pemilukada.
“Ini sudah kali kedua yang bersangkutan (Hendy Siswanto) mencatut logo NU sebagai alat kampanye untuk kepentingan pribadi. Pertama saat deklarasi, lalu direspon teguran PCNU Jember. Bukannya intropeksi diri malah diulangi kedua kalinya dengan mencatut logo NU dan abai terhadap teguran ulama,” ucap Agus Nuryasin tegas, Rabu (18/9/2024).
ANY kemudian menjelaskan terciptanya logo NU tersebut melalui proses panjang. Sehingga tidak boleh sembarangan dicatut terlebih hanya untuk memenuhi syahwat politik seorang calon kepala daerah.
“Kita perhatikan secara jelas, sangat prihatin logo kebesaran Nahdlatul Ulama yang diciptakan melalui tirakat para ulama sepuh lalu diletakkan di bawah logo partai politik tertentu. Ini sangat miris,” jelasnya.
Terakhir ANY secara keras memperingatkan Hendy Siswanto untuk melakukan permintaan maaf kepada publik terutama warga NU Jember dan berjanji tidak akan mengulangi lagi mencatut logo NU sebagai bahan kampanye.
“Secara tegas dan keras kami ingatkan untuk yang bersangkutan melakukan penjelasan secara publik, karena ini sudah dua kali terjadi. Apabila tidak ada penjelasan dan permintaan maaf dan jika kembali terulang pencatutan serupa oleh tim Hendy Siswanto kami tidak akan segan untuk melakukan tindakan tegas dan terukur,” katanya.
“Jangan sok paling baik dan merakyat, jika tidak punya etika kepada Ulama dan NU,
Tidak mungkin yg bersangkutan tidak mengetahui perihal tsb, apalagi wakil bupati juga dari Ulama, ini jelas cerminan bahwa Ulama tidak di taati,” tutupnya.
Sementara itu pasangan Hendy dalam Pilkada KH MB Firjaun Barlaman atau akrab dipanggil Gus Firjaun telah membuat pernyataan. Surat Pernyataan tersebut beredar luas di masyarakat melalui aplikasi pesan WA.
Dalam pernyataannya Gus Firjaun berdalih terpasangnya banner atau baliho alat peraga kampanye (APK) yang mencatut logo NU tersebut tanpa sepengetahuannya.”Telah beredar alat peraga kampanye berupa baliho dan kaos yang ada lambang NU perlu diketahui tanpa sepengetahuan saya,” tertulis dalam surat pernyataan yang ditanda tangani Gus Firjaun tersebut.
Gus Firjaun yang beberapa waktu lalu diangkat sebagai wakil ketua tanfidz PWNU Jawa Timur tersebut kemudian meminta tim dan relawan segera menurunkan APK tersebut. Kaos yang sudah beredar juga diminta untuk segera ditarik.
“Saya meminta kepada semua pihak khususnya tim dan relawan untuk segera dan secepatnya menurunkan dan menarik semua alat peraga kampanye tersebut,” tutupnya.
Kasus serupa sebenarnya telah terjadi usai kegiatan deklarasi pasangan Hendy dan Gus Firjaun, 27 Agustus 2024 lalu. Saat itu banyak beredar video flyer yang mencantumkan logo NU.
Pada 7 September 2024 lalu PCNU Jember telah menegur tim dan relawan Hendy Firjaun dan melarang logo ormas terbesar di Indonesia tersebut dipakai untuk kampanye.(ary)
